Suatu malam, ketika aku hendak terlelap, tiba – tiba aku merasa aneh. Dengan takut kuletakkan tangan kanan tepat di dada. Aku merasakan detak jantung yang semula berirama tenang kini semakin cepat. Semakin cepat dan semakin cepat hingga tubuhku ikut bergetar. “Sepertinya aku akan mati ” Kataku Tanganku masih gemetar ketika aku membuka pintu kamar kos dengan tergesa mencari seseorang. Kosong. Tentu saja, saat itu sudah lewat tengah malam. Aku duduk di tangga dengan mata terpejam sambil merapalkan doa. Aku takut. Beberapa menit setelah itu aku mulai tenang lalu membuka mata dan meletakkan kembali tangan ke dada. “Aku masih hidup.” Kataku lagi Dua jam kemudian hal mengerikan itu terjadi lagi, dengan segera aku menghubungi keluarga di rumah. Aku semakin takut ketika ayah menuntunku untuk mengucap doa. Seakan menuntunku jika aku tidak bernapas lagi bahkan sebelum telepon ditutup. Dengan panik aku keluar dan mencari seseorang. Tentu saja, teman dekatku. Aku lega k
Aku adalah bunga dandelion kecil di antara ilalang. Setiap hari aku hanya berdiam diri memandang kawananku terbang di langit dan merasakan sejuknya pegunungan. Mereka bilang, aku ini masih terlalu kecil untuk ikut menari bersama angin. Tak apa, aku juga masih takut jika suatu hari nanti aku terbang terlalu jauh dan tak tau cara kembali. Suatu malam aku berharap "Aku berharap, aku bisa terbang seperti yang lainnya." WUSHHH... Seketika angin kencang menghantam tubuhku, aku berteriak sangat kencang namun tak ada yang mendengarkan. Aku ketakutan. Lama setelah itu, aku merasa sakit di sekujur tubuh. Dimana aku ? Lalu aku mulai sadar, tempat ini... adalah tempat yang aku lihat dari atas pegunungan selama ini. Pantai. Ternyata aku terbang sangat jauh. Bisakah aku bertahan hingga angin menerbangkanku untuk kembali pulang ? - Smiling Dandelion - Halo, sudah lama rasanya aku tidak berada di sini. Ternyata menjalani hidup sebagai mahasiswa