Pagi ini dia terlihat sangat murung,
entah kenapa. Ia sama sekali tidak mau cerita padaku padahal aku adalah
adiknya. Setiap hari dia selalu bercerita banyak hal padaku, tentang kejadian
di kelasnya, bermain dengan anak panti asuhan yang lain, jatuh dari sepeda, di
selalu bercerita padaku merskipun dia tahu aku juga merasakan hal itu akarena
aku juga ada dimana dia ada, kemana – mana kita selalu barengan, karena kita
kembar, dimana ada Syifa disitu ada Syaima.
“Syaima, kenapa kok murung terus ?”
Tanyaku
Syaima hanya menatapku dengan
tatapan sedih, aku tidak tahu apa itu tapi yang jelas dia sedang punya masalah.
Untuk kesekian kalinya dia mengeleng
sambil tersenyum, aku tahu dengan jelas kalu senyumnya itu hanya dibuat – buat saja.
“Mau main ?” Tanya Syaima padaku.
Itu adalah kata pertama dalam sehari ini yang diucapkan Syaima kepadaku.
“Tentu saja. Tapi kita harus beli
balon dulu.”
“Apapun yang kamu mau, Ayo !”
Kami berdua pergi ke penjual balon.
Tangan sayima terus menggadeng tanganku dengan erat. Tangannya dingin dan
kepalanya terus menunduk. Tapi, ketika kutanya kenapa dia selalu menggeleng.
“Balon biru ini untukkmu, simpan
baik – baik ya Syifa,” Kata Syaima padaku,
Ada yang aneh dari gelagatnya,
Syaima bukanlah anak yang perhatian dan lembut seperti ini. Syaima yang ku
kenal adalah anak yang susah diatur dan agak kasar. Meskipun dia seorang kakak,
aku yang masih harus sering memberinya nasihat. Tapi hari ini… aku tidak
mengerti.
“Syima, hari ini kenapa ? aneh
sekali ?”
“Kenapa ? Aku hanya mencoba bersikap
lembut padamu.”
“Ah tidak, tidak biasanya kakak
seperti ini. Dan tadi pagi, kakak murung terus.”
“Sudahlah, jangan dipikirkan.
Bukannya malah bagus kalau aku bersikap baik padamu ?”
“Iya,” Jawabku dengan ragu
Sore ini, Aku, Syaima, dan anak –
anak panti asuhan yang lain bermain petak umpet di halaman belakang. Hal rutin
yang kami lakukan ketika sore hari menunggu petang datang. Ada yang bersembunyi
di semak – semak, di atas pohon, di balik tembok, bahkan ada juga yang
bersembunyi di dalam tempat sampah.
Kali ini giliranku yang jaga.
“ 1..2..3..4..5..6..7..8..9..10 aku
datang ! ”
Aku mulai mencari ke seluruh panti
asuhan. Aku menemukan markas Doni yaitu di dapur tepatnya di bawah meja. Aku
menemukan Anton hanya dalam waktu 10 detik saja. Aku menemukan Salsha yang
sepertinya masih mondar mandir mencari tempat sembunyi. Tapi tinggal satu yang
belum kutemukan, Syaima.
Ayam – ayam mang Jojo si pengurus
panti asuhan sudah mulai masuk kandang, langit jingga sudah berubah menjadi
gelap, lampu – lampu jalan mulai dinyalakan, namun aku masih mencari seseorang
yang sangat pandai bersembunyi hingga tak ada seorangpun bisa menemukannya.
“ Syaimaaaa ”
“ Syaimaaaa ”
Syaima tak keluar juga. Aku pikir dia
akan kembali kalau sudah lelah dan tak ada yang bisa mencarinya, akhirnya aku menyerah.
Secarik kertas tergeletak di kasur
biru yang di sampingnya terdapat balon biru yang kubeli tadi siang bersama
Syaima.
Syifa,
kau jangan kaget kalau kau tidak bisa menemukanku dalam petak umpet. Aku memang
bersembunyi, tadinya. Tapi aku bersembunyi di tempat yang jauh dari tempat ini.
Tenang, aku tidak sendirian, aku bersama seseorang yang sangat cantik. Dan
mulai saat ini aku akan memanggilnya “ Ibu ”. Maaf karena aku tidak
mmeberitahumu sebelumnya. Aku bertemu dengan Ibu Rahma ketika pulang sekolah di
halaman belakang. Ibu panti bilang kalau ada yang mau mengadopsi aku. Aku tidak
bisa berkata apa – apa sata itu karena aku sangat senang. Aku akan mempunyai
keluarga dan tentunya seorang ibu. Aku seakan lupa kepada saudara kembarku yang
selalu peduli padaku, menasihatiku. Maafkan aku Syifa. Jangan mencari aku lagi
karena permainannya sudah selesai. Aku akan segera berkunjung ke sana untuk
menemimu.
Love,
Syaima.
Air mataku menetes membaca surat
dari Syaima. Dia 100 % salah ! Kenapa dia tidak memberitahuku akan hal ini ?
Dia tidak tahu jika tadi pagi aku juga diadopsi oleh seseorang. Tapi aku
menunda keberangkatanku karena aku masih ingin melihat wajah saudara kembarku yang sangat aku sayangi. Aku
akan tinggal di luar negeri dan tidak akan kembali lagi untuk berkunjung.
“ Permainnan memang sudah selesai, tapi
belum untuk kita. Ketika kau berkunjung nanti, maaf jika malah kau tak
menemukanku. Karena sekarang aku lah yang bersembunyi. Bukan kau, Syaima ! ”
Selesai
~~
PUTRI NUR AZIZAH ~~
Maaf kalau kependekan dan jelek. Leave a comment please !
Komentar
Posting Komentar