Persahabatan
tidak selamanya seperti bunga mawar yang indah ketika mekar, lihatlah betapa
runcing duri di batangnya. Persahabatan juga tidak seindah bunga tulip yang
mekar, lihatlah ketika ada saatnya bunga itu layu. Ketika angin menerpa, tak
sedikit pula daun – daun yang berguguran meninggalkan tangkainya. Namun mereka
semua masih berada di tempat yang sama, berpijak dan jatuh pada tanah yang sama.
“Kalian sudah sampai ya ?”
“...”
“Ah aku harap aku bisa bertelepati
langsung ke sanaa saja,” Ucapnya sambil tertawa. Namun jika didengar dengan
seksama, tawa itu terdengar mengerikan, nada kesedihan yang ia pendam tertutupi
dengna sempurna oleh tawanya.
“...”
“Geurae... jaga diri kalian semua
dan jangan sampai sakit.”
“...”
“Ah aniyo, aku tidak boleh sakit
karena mereka nanti akan merindukanku.”
“...”
KLIK
Sambungan telepon terputus. Padahal
namja ini masih ingin mendengar suara orang – orang yang ramai di seberang
telepon sana. Para sahabat yang ia rindukan.
Gaggeum
i muneul dadgo nan saenggage ppajyeo
Mudae
wi nae moseubeul
Sangsanghagon
haesseo
Seotureun
nae moseubdo
Johahe
jun neoyeossjiman
Gwabunhan
geu sarangeul
Badado
doeneunji
Sometimes i close the door and
fall into my thouht
Thingking about myself on stage
You even liked my clumsy moment
But i wonder if i even deserve
that love
~EXO : Promise ~
“Yixing ! Sudah saatnya !” Ucap
manajer pada Lay sambil mengetuk jam tangannya pertanda waktunya tidak banyak.
Disinilah Lay berada, tepi sungai
yang dikelilingi oleh nyala kamera, sutradara, dan orang sibuk lainnya.
Bagimanapun juga, meskipun cuaca hari ini sangat panas syuting harus tetap
berlanjut mengingat sebentar lagi drama yang berjudul “Operation Love” akan
tayang. Dan di sini ia menjadi seorang Zhang Yixing.
Entah apa yang mengganggu pikiran
Lay kali ini, ia tidak bisa fokus pada naskah yang harus ia perankan. Sudah
hampir tujuh kali ia salah mengucapkan dialog, atau bahkan ia hanya diam
melamun. Sutradara sampai berteriak karena menganggap Lay tidak serius, namun
namja ini hanya manatap sutradara dengan tatapan sayunya sambil seakan berkata “Aku juga tidak tahu.”
“Kau pelajari lagi naskahmu dan
pergilah mencari tempat yang bisa membuatmu berkonsentrasi. Kembalilah kalau
sudah benar – benar yakin !” Perintah sang utradara yang dianggukkan oleh Lay.
Ia berdiri di tepi sungai sambil
memegangi naskahnya. Ia tahu isi nahkahnya, ia hafal semua dialognya, namun
pikirannya tidak sedang berada di sini. Pundaknya terasa amat berat sekarang,
diasaat biasanya ia mendapat rangkulan dari tangan – tangan yang menyejukkan,
kini tidak ada. Ia harus menanggungnya sendirian. Kakinya jadi semakin terasa
berat karena sekarang tak ada mereka yang menuntunnya untuk mencari jalan
keluar.
“Jika
dia tidak datang di konser selanjutnya, aku akan sangat membencinya.”
“Siapa di sini yang setuju ot8
selain aku ?”
“Aku rasa EXO akan lebih baik tanpa
si penghianat. Member china memang tidak bisa dipercaya.”
“Kalau tidak mau bergabung lagi
keluar saja langsung, kami juga sudah terbiasa melihat EXO tanpa Lay.”
Matanya
terpejam mengingat isi dari twitter para fans. Oh apakah iya mereka masih bisa
disebut seorang fans setelah mengatai idolanya sendiri ? atau bisakah Lay
menganggap ia adalah idola mereka ? Ia kembali merasakan suhu tubuhnya tidak
normal. Keringat mulai menuruni pelipisnya. Ia lalu memandang bayangannya
sendiri di sungai.
“Lay,
apa kau lelah ?”
Ia bertanya pada dirinya sendiri.
Berharap ia bisa menganggukkan kepala lalu tertidur dengan nyenyak. Tapi ia
tidak bisa melakukan itu, setidaknya tidak untuk sekarang. Ia harus tetap
terjaga dengan mata beratnya dalam kehidupannya yang melelahkan. Segera ia
tepis suhu tubuhnya yang semakin tidak karuan lalu berjalan kembali ke arena
syuting. Beruntung ia bisa menyelesaikan sampai akhir.
“Kau tidak apa – apa ?” Tanya
manajer.
“Aku merasa sedikit tidak enak
badan,” Jawab Lay sambil bersandar pada kursinya.
Sekarang ia tidak lagi berada di
tepi sungai yang panas, ia tidak lagi mendengar teriakan sutradara yang garang.
Kini yang ia dengar adalah teriakan para penggermar di panggung sana. Penggemar
yang menantikan penampilan mengagumkan dari idola mereka. Zhang Yixing.
Lay segera bangkit dari kursinya,
merapikan setelah jas putih sambil berkaca sebentar. Ia mengambil nafas panjang
sebelum akhirnya para kru sudah memanggilnya untuk naik ke stage. Kini ia
kembali menjadi Zhang Yixing yang semangat di depan para penggemar. Ia tak
ingin mengecewakan lebih banyak orang lagi.
Eonjena
geu jarie
Gidaryeojun
neo du pallo
Gamsa
anajun gomaun neo
Jeoldaero
ijji anheul geoya
Haengbokage
mandeureojul
Geoya
hanaran geu malcheoreom
You always wait for me at that
spot
You embraced me with your arms,
so thankful tou you
I won’t forget
I will make you happy
Just like the saying, we are one
~ EXO : Promise ~
***
Xiumin melentangkan tubuhnya di atas
panggung begitu saja. Mengabaikan keringatnya yang masih menempel di sekujur tubuhnya.
Nafasnya tidak teratur lantaran kelelahan setelah rehearsal yang baru selesai beberapa menit yang lalu.
Tiba – tiba ia merasakan pipinya
menjadi dingin. Oh tenyata Chen menghampirinya membawakan sebotol air mineral
dingin untuknya.
“Kenapa tiduran di sini ?” Tanya
Chen sembari duduk di samping Xiumin.
“Aku lelah,” Jawabnya singkat. Kini
nafasnya mulai teratur setelah meneguk beberapa teguk air “Gomawo...” Ucapnya
pada Chen.
“Aku harap Exo’rdium terakhir ini
berjalan mulus,” Ucap Chen.
Mereka berdua menatap kursi – kursi
penonton pikiran masing - masing. Besok, kursi – kursi itu akan penuh oleh para
EXO-L. Tempat yang saat ini gelap akan terang oleh lightstick para EXO-L.
“Alangkah senangnya jika kita bisa
memenuhi harapan mereka,” Ucap Xiumin tanpa mengalihkan pandangan dari bangku
penonton.
“Tentu saja semua berharap begitu.
Tapi apa yang bisa kita lakukan ? Ketika semuanya sudah diatur dan tidak berjalan
sesuai keinginan kita,” Sahut Chen.
“Sampai kapan kita bertahan dalam
situasi seperti ini ?”
“Molla. Masalah ini terlalu rumit.
Lay Hyung pasti juga tengah gelisah saat ini.”
“Ya, dia pasti sangat khawatir,”
Ucapnya seraya bangkit dibantu oleh Chen “Sama khawatirnya seperti kita.”
Lanjutnya kemudian sambil berjalan menuju backstage.
Neol anajulge du son
jabajulge
Ne mami pyeonhaejil
su isstamyeon
Nae modeungeol
bachilge
Ne usneun geu
moseubeul jikyeojugo sipeo
Jikyeojugo sipeo
Hangsangneol
I’ll hug you, i’ll hold your
hands
If your heart can be a rest
I’ll give it my all
I want to protect your smile
Always
~ EXO : Promise ~
***
Malam ini seorang pria kembali
merasakan insomnianya. Meskipun matanya terasa berat dan tubuhya merasa sangat
ingin beristirahat, namun otaknya tidak bisa diajak berkompromi sama sekali.
Pikirannya selalu dihujani oleh hal menyakitkan itu lagi. Imajinasinya makin
liar untuk saat ini. Bahkan rambutnya sendiri sudah acak – acakan tidak karuan
akibat cengkeramannya sendiri.
“Bagaimana kalau aku tidak diterima
lagi oleh mereka ? Aku sudah terlalu lama membuat mereka kecewa. Apa yang harus
aku lakukan ?”
Tirai apartemen Lay dibiarkan
terbuka, menampakkan keindahan kota beserta lampuya yang tidak pernah tidur.
Sesekali terlihat kerlap – kerlip merah berjalan di awan. Kepalanya terbenam
dalam kedua kakinya yang ditekuk. Duduk di pojok kasur sambil membenamkan wajah
seerti ini memang hal yang akhir – akhir ini sering ia lakukan. Dan hari ini,
ia semakin tidak tahan akan apa yang terjadi. Jangan tertawa ketika melihat
seorang pria meneteskan air mata. Karena itu artinya ia sudah tak kuasa lagi
menahan air mata yang selama ini ia tahan, pertanda bahwa sakit di dalam
dadanya sudah semakin membuncah.
***
Bekhyun panik menuju ruangan dimana
para member EXO yang lain berkumpul. Nafasnya terengah – engah karena ia baru saja
berlari sambil menggenggam ponselnya erat – erat.
“Hyung ! manajer Lay hyung tadi
menelepon !” Ucap Baekhyun terburu – buru.
Sontak para member yang lain bangkit
dari kursinya.
“Ada apa dengan Lay ? Apa terjadi
sesuatu ?” Tanya Suho ikut panik.
“Ne, adi pagi Lay Hyung ditemukan
pingsan di dalam kamar hotel dan juga hemofilianya kambuh karena banyak bercak
darah di kasur dari tangannya. Entah sengaja atau tidak ia melukai tangannya.”
Xiumin yang sedari kemarin sudah
merasakan hal yang tidak beres ketika melakukan video call merasa sangat
bersalah karena ia sama sekali tidak menanyakan kesehatan sahabatnya itu. Ia
kini kembali menjatuhkan diri di kursi sambil terus terbenam dalam pikirannya.
“Aku
tahu rasanya pasti sakit, Lay. Andaikan aku ada di sana sekarang, aku ingin
memelukmu. Meringankan beberapa beban di pundakmu,” Ucap Xiumin dalam hati.
“Aku semakin menghawatirkannya. Apa
mungkin dia depresi karena masalah yang kita hadapi kali ini ?” Chanyeol yang
sedari tadi diam kini akhirnya membuka suara.
“Masalah antara Korea dengan China,
tentang Lotte World, tentang Lay yang absen dalam jadwal EXO. Banyak orang kini
menyalahkan Lay,” Ujar DO yang dianggukkan oleh yang lainnya.
Kini mereka berada dalam pikirannya
masing – masing, memikirkan seseorang yang sama, dan orang itu berada sangat
jauh di sana. Sendirian menanggung beban berat ini, membiarkan semua ornag
menyalahkannya meskpiun itu bukanlah kesalahannya. Mereka terus merutuki diri
mereka mengapa mereka membiarkan member mereka menanggung ini semua sendiri.
Seorang Zhang Yixing kini sangat butuh seorang healer.
I
couldn’t even comfort you
Saying
that it’ll get better
That
it’ll be forgotten
***
Mata sayu Lay mulai terbuka dengan
perlahan, mencoba beradaptasi dengan terangnya lampu di ruangan yang ia
tempati. Bau obat – obatan terasa menyengat di hidungnya. Ah, ia tahu dimana ia
sekarang. Tentunya di rumah sakit.
“Aku akan hadir di acara amal hari
ini,” Ucap Lay dengan suara paraunya.
Manajer langsung mendekat dan
menatap Lay dengan menuntut jawaban “Apa kau benar – benar kuat ?”
“Aku akan mencobanya,” Ujar Lay
meyakinkan.
“Keras
kepala,” Kata manajer dalam hati. Ia sebenarnya mengizinkan Lay untuk
beritirahat total selama beberapa hari untuk memulihkan keadaannya. Tapi si
healing unicorn ini selalu berkata ia tidak apa – apa. Akhirnya ia mengijinkan
Lay untuk menghadiri konser amal yang sebenarnya hendak dibatalkan.
“Kita masih punya waktu lima jam
lagi. Gunakan waktu itu untuk beristirahat dengan sebaik – baiknya. Aku tidak
ingin kau ambruk ketika di panggung nanti malam.”
Lihatlah mata unicorn-nya yang
berbinar senang, entah apa yang
membuatnya begitu semangat dan antusias dalam pekerjaannya. Meskipun dalam
keadaan sakit sekalipun.
Sebelum benar – benar menuruti
perintah manajernya, ia membuka ponselnya untuk mengecek keadaan fans-nya di
luar sana. Meskipun ia memiliki haters sekarang ini, ia tetap ingat jika selalu
ada EXO-L lain yang masih setia dan memahami apa yan ia rasakan.
“Kemana
Lay oppa ? kenapa tidak ada update tentang dirinya ?”
“Kenapa orang orang sibuk mencari
Lay ? ia mungkin sedang beristirahat saat ini. Istirahat yang tenang oppa. Love
you !”
“Lay we miss you... kemana saja kau
ini ?”
“Aku dengar konser amal akan
dibatalkan tapi tidak jadi, ada pa ?”
“Lay oppa saranghae.”
Kini sunggingan senyum mengembang di
bibir tipisnya. Ia mengutuk dirinya sendiri karena membiarkan emosinya tidak
karuan kemarin. Ia lupa jika masih ada fans yang mau berbagi pundak dengannya.
Fans yang sangat menyayanginya. Sama seperti dirinya yang menyayangi fansnya.
“Kalau aku selalu sibuk
beraktivitas, kalian selalu menyuruhku untuk beristirahat. Namun ketika aku
tidak muncul di hadapan kalian, kalian merindukanku. Lalu aku harus bagaimana.
Aku brjanji akan terus berada di hadapan kalian untuk menghibur kalian,
mengobati rasa rindu kalian.”
“Gomawo...”
Ucapnya lalu mulai tertidur.
Even if it’s hard and
i’am tired
Even my heart is in
pain. I’ll go on stage again
I’ll muster up myy
streght once again
For you
Who has waited for me
***
Member EXO sudah berada di belakang
stage lengkap dengan kostum mereka. Keringat mengalir di sekujur tubuh mereka.
Namun senyum selalu mengembang melihat lautan EXO-L di hadapan mereka saat ini.
Menyorakkan nama – nama mereka, turut bernyanyi bersama mereka. Dan juga mereka
meneriaki seseorang yang sama – sama mereka harapkan kehadirannya. Seorang
healing unicorn yang juga tengah berada di atas panggung menghadap EXO-L
lainnya di lain tempat. Lay.
“Kalian siap ?” Suho memastikan
kembali para membernya.
“Ne, kajja !”
Mereka menautkan tangan mereka ke
tengah, membentuk tumpukan tangan yang hampir sempurna. Andaikan ada tangan Lay
di situ, mungkin akan jadi sangat sempurna.
“WE ARE ON, EXO SARANGHAJA !”
Lalu mereka segera naik ke atas
panggung. Kembali menyapa EXO-L yang berteriak mendengarkan lagu yang diputar.
***
Di lain tempat, Lay berdiri di depan
para penggemarnya. Dan ia dengar dengan jelas mereka meneriaki namanya dengan
lantang, mereka memberikan senyuman seakan berbentuk tangan. Mereka sama sama
membentuk tangan seakan merangkul seseorang. Merangkul dirinya.
Di saat yang sama namun di lain
tempat. EXO dan Lay menyanyikan lagu yang sama, dengan perasaan yang sama.
Meski Lay harus mengatakan kata – kata sendirian, setidaknya ia merasa tenang
dan lebih semangat untuk menampilkan yang terbaik.
“WE ARE ONE, EXO SARANGHAJA...” Ucap
Lay pelan dalam hatinya diiringi matanya yang terpejam.
Lalu terdengar lantunan nada lagu
EXO yang sanggup membuat lainnya menjerit histeris.
“Lagu Promise ini akan menjadi
healing bagi kita semua,” Ucap Lay di atas panggung.
Sigani
jinado malhaji mothago
Mam
sogeuro samkineun na
Mianhadago
neol saranghandago
Jigeumchoreom
mideodallago
Neol
analjulge du son jabaljuge
Yeongwonhi
hamke hal su itdamyeon
Nae
modeungeol bachilge
Oh
~ Yeah ~
Even after time, i couldn’t say
anything
And just swallowed may words
Words sying, i am sorry, i love
you
Please believe in me like you do
now
I’ll hug you, i’ll hold your
hands
If we can be together forever
I’ll give you my all
Oh ~ Yeah ~
~ EXO : Promise ~
Hai readers... Tuan Putri kembali lagi nih...
Ada yang kangen ? Eh nggak ada ya ? Bodo amat lahh
Jadi ini bikinnya pas hari terakhir konser exo'rdium dan di sana kebetulan ada kabar dari Lay kalau dia juga pengen balik lagi satu panggung sama EXO dan dia juga kangen sama EXO'L ( Huaaa gua juga kangen...) Jadilah bikin nih ff. Bikinnya pun ngebut dan banyak typonya. Jadi maklumin lah ya...
Oh iyam thanks yang udah mau mampir dan bacam jangan lupa vote dan comment lo ya...
Komentar
Posting Komentar