Cuaca
hari ini cukup cerah, acara penutupan MOS kali ini juga lancar. MOS di SMPku
berbeda dengan acara MOS di SMP lain, karena tidak ada acara berdandan seperti
SMP lainnya. Aku beruntung bisa diterima di SMP ini yang tergolong Favorite.
Setelah SMPku, SMP Islam yang menjadi pilihanku yang ke-dua.
“
Lia...” Panggil seseorang menepuk pundak yang ia anggap Lia
Yang ditepuk
pundaknya menoleh ke arah suara. Dan yang mamanggil langsung cengengesan.
Bagaimana tidak, dia salah memanggil nama.
“
Eh, sorry. Lo Nika ya, maklum lah, wajah kalian agak mirip.”
Aku
hanya tersenyum mendengarnya. Apa persamaan aku dengan anak yang bernama Lia
itu ?
Suasana
kelas baruku masih hening. Hanya beberapa yang bercakap pelan lantaran sudah
mengenal sebelumnya. Aku ? ada sih teman les, tapi dia sudah sama temannya yang
sekaligus saudaranya.
“
Ngapain ya ? ” Aku membuka ponsel ku dan mulai mengotak atiknya.
****
“
Nika..” Ada yang memanggil namaku. Apa iya ? mungkin salah orang.
“
Hey..kamu nggak dengar ya ? ” Orang tadi menepuk pundakku
“
Hey..Nanda. Kamu sekolah di sini juga ? ” Tanyaku basa – basi. Sebenarnya aku
sudah tau.
“
Iya, kamu masih les di tempat lama ? ”
“
Hmm” Aku menangguk
“ Nanti
kalau udah nyampek SMS ya ! ”
“
Kamu juga les lagi ? ” Lagi – lagi pekataan tidak penting.
Dia
Nanda, cewe cantik berambut keriting dan dikelabang. Dia teman les ku saat
kelas 6 SD. Dia selalu menjadi sainganku dalam bidang akademik.
Sudah
ku duga sebelumnya, Nanda sampai terlebih dahulu dari pada aku. Dia melambai
penuh semangat ke arahku. Nasib..nasib..punya teman lincah seperti dia
terkadang menjengkelkan kadang menghibur.
“
Udah tau ruangnya ? ” Tanyaku mulai penting
“
Belum sih ! Nih aku masih bawa tas.”
Setelah
diberi tahu CS, kami mausk ke kelas yang sudah ada beberapa siswa baru. Sangat
menghambat waktu. Nanda duduk di sebelahku. Sebagai siswa lama, kami tidak akan
seperti ayam yang mengerami telurnya di dalam kelas. Kami mencari – cari tutor
yang kami kenal. Sekedar mengobrol seputar liburan.
Sudah
setengah jam pelajaran, ada siswa yang mengetuk pintu. Dia lelaki berkacamata,
berkulit kuning, tubuhnya agak kurus dan sedikit tinggi.
DEG
“
Siapa dia ? kok aku nggak berani liat dia, kalau liat pasti deg - degan ”
Pikrku
“ Hey..Aska,
kamu les di sini ? ” Tanya Bella, teman baruku dari SMP Islam
“
Ngapain aku ke sini kalau tidak buat les.” Ketusnya
“
Kirain mau ngopi.” Jawab Bella santai
Sampai
di rumah, aku terus kepikiran dengan lelaki yang bernama Aska tadi. Apa ia aku
suka ? Nggak mungkin, aku masih kelas 7 SMP. Lagi pula, pasti dia sudah punya
gebetan atau pacar.
*****
Setengah
tahun sudah aku les di tempat yang terkenal. Aku sudah sering bercakap – cakap
dengan anak laki – laki, termasuk Aska. Perasaanku maih tetap ada. Namun,
sesuatu membuatku terejut.
“
Nik, aku mau ngomong nih ! ” Ajak Nanda
“
Apa ? ” Aku yang sedang mencatat tulisan tutor menoleh ke arah Nanda.
“
Curhat bentar boleh ? ” Tanya Nanda
“
Apapun deh ! ”
“
Gue suka sama Aska.” Bisiknya
DEG
Aku
terkejut mendengarnya, segera aku buang perasaan itu, dan aku berusaha terlihat
santai.
“
Cie...sejak kapan ? ” Aku juga berbisik
“
Sejak ngelihat dia.”
“
Udah lama dong, kenapa nggak coba ngejar ? ”
“
Lagi proses nih, aku udah punya fotonya yang aku ambil dari facebooknya.” Dia
menunjukkan foto di ponselnya
“
OH...kok proses lama banget ? ”
“
Mana aku tau, kana aku cewe.”
“
Udah, aku mau nulis dulu.”
“
Kamu orang pertama yang aku kasih tau.” Bisiknya
****
Beberapa
minggu setelah itu, Bella mengajak aku duduk di belakang bersama Nanda. Waktu
kami ber-tiga ngerumpi bareng, Bella sempat curhat dna membuatku terkejut untuk
hal yang sama dan yang ke-dua kalinya
“
Nik, Nda, menurut kalian, Aska orangnya gimana ? ” Tanya Bella sambil melihat
Aska yang ngobrol bersama temannya
“
Biasa aja ” Jawabku yang sebenarnya aku pengen menjawab ‘ mengagumkan ’
“
Gitu deh ! ” Jawab Nanda
“
Dia itu mengesankan. Gue mau deh jadi penggemarnya.”
DEG
Aku
terjut dan hatiku terasa sakit. Mungkin ini juga dirasakan oleh Nanda. Bisa
kulihat dari raut wajahnya kalau dia sednag kecewa. Ini alasankau merahasiakan
perasaanku, karena aku tidak ingin menyakiti dan menghilangkan harapan orang
lain yang bisa jadi dia adalah teman baikku.
“
Sejak kapan ? ” Tanya Nanda
“
Sejak aku ketemu dia di SMP.”
Bella
dan Aska satu sekolah SMP juga, tapi tidak sekelas. Menyedihkan, kami bertiga –
sama – sama menyukai Aska pada waktu yang sama. Yang paling menyedihkan, mereka
berdua sama – sama menyukai Aska dan curhatnya sama aku.
“
Hey..aku udah punya nomor-nya Aska.” Kata Nanda
“
Kamu nggak nyerah ? udah setahun tau ! ” Kataku
“
Biarin..yang penting udah usaha.”
“
Usaha sih usaha, tapi kalau tetep aja nggak ada hasilnya sama aja bohong dong !
”
Pertemuan
ke dua dari yang terakhir, Nanda tidak masuk. Aku duduk di samping Bella dan Nita.
Nita itu, anak kelas 7A di SMP ku. Dia berkerudung. Aku tidka berani mengkritik
dia dengan kata – kata, karena kelakuannya yang tidak sama seperti cover yang
berkerudung, aku tidak mau mengatakan itu karena aku tidak berkerudung.
“
Eh, bilangin ke temanmu jangan deket – deket Gigih lagi. Dia incaranku tau ! ”
Kata Nita padaku
Aku
tau siapa yang dimaksud, dia adalah Lia teman satu kelasku. Lia saudaranya
Gigih, tidak heran kalau mereka terlihat dekat. Nita terlihat sangat sensitiv terhadap
orang yang menggangu jalan dirinya dnegan incarannya, dan aku tau itu. Lia yang
sudara saja dianggap begitu apalagi yang bukan. Perang dunia deh !
“
Sebenarnya incaranmu itu siapa aja sih ? ” Tanya Bella
“
Banyak. Dan nggak ada yang boleh ngeganggu.”
“
Iya tau, siapa ? ” Tanya Ku
“
Gigih, Niko, Aska.”
Saat
Nita bilang ‘ Aska ’ sontak Bella terkejut, aku pun juga. Tapi pura – pura
biasa saja.
“
Tapi kalau Aska sih, nggak seberapa.”
HUFT
Bella
mengehela napas, karen masih ada kesempatan mendekati Aska. Bella lebih maju
dari pada Nanda. Bella pernah bermain ke rumah Aska dengan teman – temannya,
juga pernah hang – out bareng.
Akhir
– akhir ini, Nanda yang di olok – olok suka dengan Aska, sekarang semua suda
tau kalau Nanda suka sama Aska. Dari siapa ? jawabannya bukan dari siapa –
siapa. Dia sering kepergok memandangi Aska dengan waktu yang lama. Juga,
ketahuan menyimpan foto dan nomor Aska.
“
Aska, nanti malam ada pertandingan Celsea lawan MU. Kamu dukung siapa ? aku MU
! ” Kata Ikhwan. Dia teman SMP dan siswa lama di tempat les.
“
Celsea lah.”
“
Taruhan yuk ! ”
“
Ogah ah.”
“ Kalau
kamu kalah, kamu bayar 10 ribu, kalau aku kalah, aku bayar kamu 20 ribu. Gimana
? ”
“
Ogah. Dosa tau ! ”
Aku
berpikir senakal – nakalnya Aska, dia tetap anak yang alim. Di bujuk berapa
kali pun, dia tetap tidak mau melakukan perbuatan tercela tersebut.
****
Kelas
VIII SMP, aku tetap les di tempat lama dengan teman lama. Tapi, Aska tidak. Aku
sudah melupakan dia, begitupun dengan Nanda, Dia merasa tidak ada kemajuan
dalam dirinya untuk mendekati Aska. Tapi tidak dengan Bella, dia seperti semakin
dekat dengan Aska.
“
Sekarang Aska keren lo ! ” Kata Bella padaku tanpa kehadiran Nanda
“ Oh
ya ? mana fotonya ? punya ? ”
“
Besok deh aku bawa.”
****
Setahun
kurang tiga bulan, aku sudah kelas IX. Harus lebih fokus pada pelajaran. Hari
ini, Bella belum datang. Aku duduk di pinggir urutan nomor dua dari depan,
sedangkan Nanda di pinggir paling kanan, tempat jalan.
“
Asslamualaikum ” Seorang lelaki yang pernah aku kenal masuk tetap dengan tas
selempangnya.
“
Waalaikumsalam.”
“
Hah ? ”
“
Kamu les lagi ? ”
“
Les juga akhirnya.”
Suara
itu terdengar bersahutan di telingaku. Aku hanya menganga setengah tidak
percaya. Aska yang sudah tidak pernah muncul lagi di kehidupanku kembali lagi
menampakkan dirinya. Dan aku akan terus bertemu dengannya selama satu tahun ke
depan. Dan perasaan itu kembali lagi.Rencananya aku akan berbeda jadwal
dengannya, tapi apa iya ? Aduh ! Bagaimana ini ? Ya Allah SWT, bantu aku
melupakan dia. Aku bingung bagaimana mengatakannya, aku hanya ingin
menghilangkan perasaanku padanya. Aku tidak ingin dia menghilang dalam hidupku.
Aku ingin biasa saja dengannya.
Putri Nur Azizah
22 April 2014
Komentar
Posting Komentar