Rasanya senang sekali mempunyai
sahabat yang pengertian. Yang selalu setia dan ada. Yang mau meminjamkan
pundaknya buat gue kalalu lagi nangising..ah malu ah..cowo. Yap sering banget
gue di PHP in sama cowo. Tuh orang nggak punya hati apa ? Gini gini gue juga
punya hati kaleee.. tapi nggak masalah, karena gue masih punya sahabat yang yah
itu tadi, bisa dibilang mendekati sempurna.
“ Ulet, dah sarapan ? ” Tanya seorang
cowo
“ Nama gue Lily ! ”
Cowo itu sahabat yang gue maksud, namanya
Raza. Dia itu kadang nyebelin. Masa gue dipanggil ‘ Ulet ‘ ? kan gue punya
nama.
“ Sama aja tau ! ” Sahut Raza lalu
menggigit roti isinya
Tau nggak kenapa dia panggil gue Ulet
? karena waktu kelas 1 SMP gue pernah pakek pita berbulu. Dia sampek bayangin
kalau pita yang gue pakek dari ulet bulu. Nah, sampek sekarang dia panggil gue
ulet bulu dan semenjak kejadian itu gue nggak pernah yang namanya pakek pita
lagi.
“ Gue mana ? ” Seperti biasa gue
ngegoda Raza dulu biar dia mau bagi bagi roti isinya sama gue
“ Nih ! ” Raza memberi satu roti isi
lagi.
Emang kadang gue juga kurang ajar.
Sampek Raza siap siap roti isi lagi biar jatah dia nggak gue makan.
“ Enggak kok, gue bercanda doang. Udah
kenyang ! ” Alasan gue sambil pegang perut
“ Ya udah kalau nggak mau. Buat gue
semua aja ”
“ Elo makan banyak juga nggak bakalan
gemuk kale..! ” Ledek gue
“ Yee siapa yang mau gemuk ? Entar
jadi gembrot ! ”
~~ Ternyata ~~
“ What ? Rudy ? Anak Band itu ? ”
“ Buset dah Za, nggak perlu lebay plus
histeris gitu kali ! ”
“ Kemarin anak Basket kemarin lagi
adek kelas. Sekarang anak Band ? ”
Gimana nggak kaget ? gue suka sama
anak Band. Namanya Karel. Gue sama Raza anak klup musik piano. Beda kelas sama
Karel. Tapi kadang gue suka ngintip dia lagi main gitar gitu. Gue mulai suka
sama Karel sewaktu sekolah kita bakalan ngadain sebuah pertunjukan musik besar
besaran. Nah, semua klup musik di sekolah akan dibikin kolaborasi yang unik.
Jadinya ada waktu gue sama Karel latihan bareng. Gue sebenernya nggak tau
Karelnya suka atau enggak sama gue. Gue sih optimis kalau Karel jadi sama gue
dia nggak akan ngecewain gue kayak cowo cowo lain.
“ Nanti malam kita jalan.”
Raza tersedak dari minumnya.
“ Biasa aja, mas bro ! ” Gue nepuk
nepuk pundak Raza
Tiba tiba ada cowo yang nyamperin kita
di kantin. Dan ternyata itu Karel.
“ Za, boleh pinjem Lily bentar ? ”
Tanya Karel
“ Oh, ok ! ”
“ Yuk, ikut gue bentar ! ” Ajak Karel
dan gue nurut aja.
Ternyata Karel bawa gue ke taman
belakang. Tepat did epan kolam yang lengkap dnegna eceng gondok dan bungan
teratai.
“ Ly, gue mau ngomong sesuatu sama
lo.” Karel terlihat gugup
“ Apa ? ” Gue tak kalah gugup dari
dia.
“ Lo..lo..” Tersendat sambil garuk
garuk kepala
“ Lo mau nggak jadi cewe gue ? ”
What ? Karel nembak gue ? Aaaa rasanya
pengen teriak tapi malu. Gue akhirnya ngangguk sambil senyum.
“ Thanks..”
“ Lo mau balik ke Raza di kantin atau
sama gue ngobrol dulu ? ”
“ Gimana ya ? gue biasanya selalu
kasih kabar buat Raza. Tapi nanti juga bisa kok ! ” Kata gue yang menandakan
kalau gue akan di sini sama Karel.
Kita ngobrol banyak, jujur jujuran.
Gue sempet malu karena sejak dulu Karel udah tau kalau gue suka ngintip lewat
jendela pas Karel lagi main. Dia juga muji gue kalau permainan piano gue bagus.
“ Gue sama Raza itu temenan. Tapi
dulu.”
“ Kenapa sekarang ? ”
“ Ya..gue bikin masalah sama dia.
Terus dianya marah.”
“ Mangkanya kok waktu gue cerita kalau
gue suka sama lo dia kaget gitu. Mungkin sekarang kalau dia tau gue pacaran
sama elo dia bakalan marah sama gue.”
“ Mungkin sebaiknya lo ngga usah kasih
tau dia aja.”
“ Tapi kalau gue liat liat, kalian
tadi baik baik aja kok. Kayak nggak ada masalha sama sekali.” Gue penasaran
sekaligus bingung.
“ Nggak tau juga sih, gue udah ngga
marah sama dia tapi dianya aja yang gue nggak tau. Sampek sekarang dia nggak
pernah main ke rumah gue. “
“ Emang kapan terakhir dia ke rumah lo
? ”
“ Perpisahan SD. Dan sekarang udah
kelas 9.”
~~ BUKAN ~~
Kali ini, waktunya penggabungan.
Dimana semua group akan disatukan. Kita dikumpulkan dalam sebuah aula. Setelah
latihan selama hampir 1 bulan, bisa menghasilkan pertunjukan musik yang
spektakuler. Hanya tinggak beberapa koreksi sudah bisa dibilang “ Perfect ”
“ Saya bangga dengan kalian. Kalian
mudah dibina dan sangat tertib. Saya mendengar dari anak Boy Band, kalau di
antara kita ada 2 anak mantan anggota boy band. Mereka meminta Ibu untuk
membujuk dua anak tersebut untuk kembali tampil bersama. Hanya untuk perpisahan
nanti.
“ Kita sangat berharap !” Tiba tiba ada BD masuk ke alua beserta 4 anak
lainnya yaitu Ajil, Bryant, Jose dan Bagas
“ Ada beberapa dance yang emang harus
ada kalian. Soalnya kita ngerasa kehilangan banget.”
“ Kalau boleh tau siapa ? ” Tanya
pelatih musik
“ Satu anak Band dna satu anak Piano ”
Tegas Bagas
“ Bagimana mungkin ? yang dulunya anak
boyband bis aberalih di Piano ? atua Band ? ” Tanya Teree selaku pelatih piano.
“ Mereka hanya ingin terpisah, tapi
mereka nggak bisa lari dari musik. Jadi mereka memilih untuk mengembil basic
dari mereka sebelum bergabung di boyband.” Kata Jose
Dalam hati Lily berfikir ‘ Apa Karel
sama Raza ? ’ dan tebakannya itu benar
“ Gue nggak mau balik sama kalian.
Apalagi harus gabung sama Dia ! ” Raza menuding Karel
“ Lo pikir gue mau apa gabung sama lo
? ” Karel tak mau kalah
Karena jam sudah menandakan selesianya
jadwal latihan, maka anak – anak dibubarkan.
“ Sebenarnya ada apa sih ? ” Tanya
Lily pada Raza
“ Enggak, cuman males aja sama
mereka.” Jawab Raza hendak beranjak dari duduk
Karel masih diam di tempat sambil
melamun. Sesekali sia memetik gitar, namun segera ia hentikan karena suaranya
menggema dalma ruangan.
```` A few years ago ````
“ Anak pendek kayak dia lo ajak ? ”
Tanya BD pada Karel
“ Terus kenapa kalau dia pendek ?
suaranya bagus kan ? dance nya bagus kan ? diantara kita ber 7 yang bisa beat
box dia doang. Toh Kan Rio juga neriman dia kan ? ” Karel mencoba membela Raza
“ OK, kalau sampai dia nggak bagus dna
ngecewain grup kita dia harus out..lo juga ! ” Ancaman itu cukup membuat Krael
dna Raza tersentak.
Raza memiliki basic dance, suaranya
juga bagus dia cocok cocok saja jika bergabung dalma ekskul boyband SD. Sikap
dingin BD tak berlangsung lama. Akhirnya BD bisa mencair juga pada Raza dan
Karel. Bahkan ketika SD merela selalu ber-7.
Hingga saat pentas perpisahan, sudah
waktunya untuk tempil, tetapi ada satu yang kurang. Dimana Raza ? Ternyata
masih di jalan, jalan macet dan jaraknya cukup jauh. Alhasil grup mereka yang
diberi nama Super Seven itu tampil ber-6. Tentu saja hasilnya berantakan.
Walaupun mendapat tepuk tangan atas apresiasi para penonton tetap saja hal itu
memunculkan emosi dari 6 anggota Super Seven.
Sesuai perjanjian, Raza dan Karel
harus drop out dari Super Seven. Raza sudah menjelaskan tetapi mereka terutama
BD dna Karel marah padanya.
“ Lo udha gue kasih kesempatan malah
kayak gini !” Marah BD
“ Sorry. Tadi bener – bener macet”
“ Harusnya lo berangkat lebih awal kan
? ” Tana BD
“ Kalian berdua harus keluar dari
super seven ! ”
“ OK Bid, gue akan keluar asalkan
Karel nggak keluar.” Raza
“ Nggak bisa. Karena Karel yang udah
bawa lo ke sini, jadi dia harus ikut keluar juga. Pasti kalau nggak ada elo di
sini semua akan baik baik aja.”
“ Za, gue nggak percaya elo, temen gue
sendiri ngecewain gue ! ” Karel juga marah
“ Woy..ini semua bukan salah Raza.”
Jose membuka suara
“ Jelas ini salah dia lah, dia yang
udah bikin kita malu.” Jawab BD
“ Tapi elo siapa sih ? pendiri ?
produser ? bukan kan ? toh ini juga cuman ekskul biasa kan ?” Tanya Raza pada BD
“ Lo nggak tau ? kita pengen suatu
saat nanti kita akan menjadi grup hebat, bukan sekedar ekskul.” Kata BD
Mulai saat itu semenjak mereka tau
kalau mereka ber-7 satu sekolah SMP mereka nggak pernah bertegur sapa.
~~ CINTA ~~
“ Sorry atas kelakuan gue dulu. Kiiita
sadar kalau tanpa kehadiran kalian berdua kita nggak lengkap. “ Kata Ajil
“ Dan kita pengen kalian gabung lagi.”
Tambha Bryant
“ Gue saranin kalau kalian berdua akur
aja ! ” Kata Lily yang tentunya ditujuin buat Karel dan Raza
“ Karel udah nggak marah lagi sama lo.
Tau nggak sih ? ”
“ Ly, dari mana lo tau ? ” Tanya Raza
“ Kita berdua pacaran.” Potong Karel
Secara spontan Raza menekna tuts piano
karena kaget.
“ Kok lo nggak bilang bilang gue sih ?
” Tnaya Raza yang mendadak air mukanya merah
“ Karena dia nggak mau lo akan pergi
ninggalin dia.” Jawab Karel
“ Woy, gue nggak tanya sama lo ya ! ”
Raza bangkit
“ Itu bener Za, Gue nggak mau jauh
sama elo. Karena gue butuh elo. Gue sadar kalau ternyata gue itu cuman sekedar
suka aja sama Karel.”
Karel terkejut mendengarnya.
“ Sorry Rell. Ternyata perasaan gue ke
elo itu cuman sebata suka. Gue nggak cinta sama elo. Karena gue tau gue harus
sayang sama siapa ! ” Kata Lily
“ Gue mau jujur kalau gue juga udah
nggak cinta lagi sama elo, Ly ” Karel juga terus terang
“ Gue sayang sama elo.” Lily
“ Hah ? ” Cowo itu seakan tak percaya
“ Gue selalu merasa nyaman sama elo,
tapi gue nggak merasa cinta sam elo.”
“ Gue juga, itu kenapa gue mau jadi sahabat
lo.”
“ Gue harap, lo mau baikan sama mereka
dan Karel.” Pinta Lily
“ Asalkan mereka janji kalau mereka
nggak akan ngulangin apa yang pernah mereka lakuin ke gue sebelumnya.”
“ OK ! kita janji. Kita akan jagain BD
supaya lebih bbisa menghargai kalian ber-dua.” Ungkap Bagas
Karel dan raza berkumpul bersama BD,
Ajil, Bagas, Bryant dan Jose.
“ Sorry..” Mereka mengucap itu
bersamaan.
~ Ternyata Bukan Cinta ~
Acara pentas perpisahan ini diawali
oleh pertunjukan piano dari Lily dan Raza. Mereka berkoaborasi dengan alunan
musik yang lembut dan indah. Lalu persembahan akustik dari Karel dan temna
bandnya. Setelah itu tampillah pertunjukan yang membutuhkan latihan selama 1
bulan itu.
ORKESTRA
Semua berjalan dengan lancar dna
meriah. Tak sia sia latiha selama ini. Di tengah acara ada persembahan dari
Super Seven. Dan di akhir ada teater yang menceritakan tentang Proklamasi
Kemerekaan Indonesia.
‘ Terkadang kita salah mengartikan
parasaan. Cinta bisa tumbuh karena kebiasaan atau pada pandangan pertama. Namun
jika tak ingin sakit hati, jangan main cinta dulu, karena... takut kalau TERNYATA BUKAN CINTA ‘
catatan : Mungkin ini adalah cereita GJ yang ngaco. Memang ini cuman tulisan spontan yang nulisnya nggak pakek mikir. Langsung tulis dan langsung ngalir aja. Tapi ya sudahlah, ini cerita gue.
Komentar
Posting Komentar